Jejak Kencan Indie di Bumi Pasundan

Kita sedang melarikan diri dari kepenatan dan akhirnya gue pilih Bandung buat jadi destinasi kencan indie kita karena Bandung nggak terlalu jauh dari Bogor, lagi pula Hilmi pun udah nggak asing lagi sama Bandung.

Membelah tol Cipularang, akhirnya wajah Bandung yang sibuk mulai terlihat. Seperti yang sudah banyak orang katakan, Bandung sudah macet dan nggak sedingin dulu. Haha kalo itu sih bukan masalah Bandung aja kali! Tapi masalah kota-kota lain juga. Yailah jangan OOT nat, oke next!

Beruntungnya kita vakansi pada hari dimana orang-orang sibuk dengan urusannya masing-masing, jadi jalanan nggak macet-macet amat dan tempat-tempat asik juga nggak rame-rame banget.

Destinasi pertama kita nongsky di The Parlor Bandung. Asli, ini tempat rekomen kok dan di sini juga tersedia ruang buat pameran. Kalo lagi beruntung, pasti ada aja pameran yang lucu-lucu di sana. Kalo lagi nggak ada, pun ruangan kosong buat pamerannya juga artsy gitu si. 

Tempatnya di dago atas, mengingat ini ada di atas bukit jadi nggak heran kalo suasana nongksy kamu jadi lebih sejuk~

Gaizz, kalo masalah harga buat ukuran Bandung dan kantong wisatawan sih ya nggak mahal-mahal amat lah. 

Biar tetep foto berdua meski nggak ada yang motoin. Cari angle baru ya kak hehe

oke cakep, untung ada tempat sampah yang dialihfungsikan sebagai tripod :(

Floating Market Lembang





Ka Hilmi aus, Bentar ya minum dulu

Mungkin floating market di Lembang udah mainstream, tapi asal perginya sama orang yang asik, jalan-jalannya juga jadi asik-asik aja. Inget kata pepatah,"perjalanan bukan hanya tentang kemana tapi bersama siapa kita pergi" heheh. 

Sebenernya tujuan gue ke floating market ini mau ke rainbow gardennya, ya berhubung si rainbow garden ini adanya di dalem floating market juga jadi sekalian deh kita ke mini townnya dan ternyata di dalem mini town ini ada mirror castle yang SUMPAH LUCU BANGET!

Ruangan berkaca yang dihias lampu-lampu dengan pola yang beragam membuat tempat ini terlihat seperti labirin kaca yang bikin lo bingung sendiri nyari jalan keluar dan tiap lo memasuki tikungan baru, dijamin lo bakal nyeletuk 'DIH LUCU BANGET' karena emang lucu banget sumpah! Bakal kaya lagi halu pas masuk sini.

Sayangnya, nggak banyak foto-foto di sini karena batre kamera habis dan tinggal sisa kamera film analog. Jadi cuma menyuguhkan foto tempat seadanya, aslinya lebih banyak yang keren-keren dari ini. SERIUUUSSSSSSS

Masuk floating marketnya 20.000/orang
mini town ini 25.000/orang. Nanti tiket masuknya bisa dituker voucher makanan loh.
dan di dalem mini town kalo mau masuk wahana bayar lagi, salah satunya mirror castle seharga 25.000 ini. yap! bayar mulu yeee. Tapi worth it kok gaiizzz santai aja~

Sebelum masuk, kalian harus pake sarung tangan plastik biar kacanya tetap steril~






Rainbow Garden

Tak lain dan tak bukan, tempat ini sebenarnya adalah taman bunga. Kita harus merogoh kocek sebesar 10.000/orang (plus voucher minuman) untuk bisa menjelajahi Rainbow garden ini. Seneng ih liatnya banyak bunga warna-warni kaya di dunia peri, kumbang-kumbang seakan mengucapkan selamat datang bagi para jiwa-jiwa yang sedang bersuka cita dan mantra-mantra rahasia dibalik semak.

Nahan gemes liat banyak bunga yang minta banget dipetik, tapi jangan. Nanti para bunga sedih kehilangan temannya kalo dipetik. Kalian bebas makan buah arbei yang warnanya hampir menggelap di lorong kebun, anggap saja buah arbei itu suguhan alam dan membuat jalan-jalan di kebun bunga terasa lengkap, itu pun kalau mau~

Menyelusuri jalan setapak yang kanan kirinya juga banyak bunga dan membangkitkan rasa ingin tau gue bunga jenis apa mereka-mereka yang cantik itu. Tapi ada satu yang kurang, nggak ada bunga matahari:(




Selasar Sunaryo

Selasar Sunaryo ini galeri seni dan kebetulan di sana lagi ada solo exhibition pak Sunaryo, seniman kontemporer sekaligus mantan dosen seni rupa ITB. Solo Exhibition beliau yang berjudul Lawangkala. Sebuan instalasi seni yang menyiratkan cara pandang beliau atas konsep ruang dan waktu. 

Pada sebuah lorong anyaman bambu, kita akan ditemani alunan irama menenangkan dan juga suara gemericik air di tengah-tengah instalasi ini. Bak di dalam sebuah ruang dan waktu yang 'lain' 

"Kita sering tidak sadar bahwa ruang dan waktu sesungguhnya senantiasa bersama kita dan persis dalam kekhilafan itu, kita menjadi objek bagi ruang dan waktu" - lawangkala



Walaupun singkat tapi semoga bisa merefresh kita buat lebih semangat lagi menjalani apa yang harus diselesaikan setelah ini. yap, kadang kita perlu berjeda ketika terlalu lelah berlari, karena setelah itu ada lari yang lebih kuat lagi nantinya. Semangat!!!!

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Magang di Hipwee

Cara Gue Ngilangin Jerawat

My First Solo Traveling, Keluarlah dan Angkat Ranselmu!